Samari – Hidup di era digital tuh gampang-gampang susah, ya? Segalanya serba cepat, serba online, dan… serba menggoda buat belanja. Dari diskon di e-commerce sampai flash sale tengah malam, godaan konsumtif ada di mana-mana.
Tapi di sisi lain, era digital juga kasih banyak peluang buat belajar, investasi, bahkan cari penghasilan tambahan.
Nah, biar kamu bisa tetap melek finansial tanpa kebawa arus gaya hidup digital, yuk bahas bareng strategi finansial untuk milenial di era digital.
Pertama, kenali kondisi keuangan sendiri. Sebelum mulai investasi atau nabung, kamu harus tahu dulu posisi finansialmu. Berapa penghasilan tetap, berapa pengeluaran, dan apa aja tanggunganmu setiap bulan.
Banyak milenial yang gajinya lumayan tapi tetap “kering” karena nggak pernah nge-track keuangannya. Mulai aja dari hal sederhana: catat pengeluaran harian atau pakai aplikasi keuangan digital.
Kedua, buat anggaran yang realistis dan fleksibel. Di era digital, gaya hidup bisa berubah cepat. Kadang ada kebutuhan mendadak atau pengeluaran impulsif.
Supaya aman, gunakan rumus dasar 50-30-20: 50% buat kebutuhan pokok, 30% buat keinginan, dan 20% buat tabungan atau investasi. Atur sesuai kondisi kamu yang penting, tetap punya pos untuk masa depan.
Ketiga, manfaatkan teknologi untuk bantu kelola keuangan. Sekarang banyak banget aplikasi yang bisa bantu kamu lebih tertib finansial.
Mulai dari pencatat keuangan, platform investasi, sampai aplikasi perencana anggaran rumah tangga. Tinggal pilih yang cocok dan konsisten pakai.
Keempat, hindari gaya hidup konsumtif online. Milenial sering terjebak di lifestyle trap — belanja karena FOMO, bukan karena butuh.
Coba terapkan aturan “pause 24 jam” sebelum beli barang online. Biasanya, kalau kamu udah nunggu sehari, keinginan belinya hilang sendiri.
Kelima, bangun dana darurat dan asuransi. Walau kelihatannya “dewasa banget,” tapi dua hal ini wajib banget buat siapa pun.
Dana darurat bikin kamu aman kalau tiba-tiba kehilangan penghasilan atau ada kebutuhan mendadak. Asuransi kesehatan juga penting biar nggak kaget sama biaya medis yang makin mahal.
Keenam, mulai investasi sejak dini. Generasi milenial punya keuntungan waktu makin cepat mulai, makin besar potensi berkembangnya uangmu. Kamu nggak perlu langsung investasi besar.
Mulai aja dari reksa dana, emas digital, atau saham lewat platform yang terdaftar di OJK. Belajar dulu, lalu kembangkan sedikit demi sedikit.
Ketujuh, cari penghasilan tambahan lewat dunia digital. Zaman sekarang, peluang side hustle terbuka lebar. Kamu bisa freelancing, jualan online, jadi content creator, atau bahkan buka kursus digital kecil-kecilan. Dengan tambahan penghasilan, kamu bisa punya ruang finansial lebih lega.
Kedelapan, atur konsumsi digital dengan bijak. Kadang, masalah keuangan muncul bukan dari uangnya, tapi dari kebiasaan scrolling tanpa sadar.
Lihat orang lain belanja, liburan, atau upgrade gaya hidup bisa bikin kita impulsif. Jadi, batasi waktu di media sosial kalau kamu merasa sering “terpicu” buat belanja tanpa rencana.
Kesembilan, tetapkan tujuan finansial jangka panjang. Mau punya rumah, pensiun dini, atau hidup bebas finansial? Tulis dan visualisasikan tujuannya. Dengan target yang jelas, kamu akan lebih semangat dan disiplin buat nyisihin uang setiap bulan.
Dan terakhir, terus belajar. Dunia finansial berubah cepat — dari tren investasi sampai kebijakan baru. Ikuti akun edukasi finansial, baca artikel ekonomi, atau tonton video edukatif di YouTube. Ingat, literasi finansial adalah senjata utama di era digital ini.
Generasi milenial punya keunggulan besar: terbiasa dengan teknologi dan cepat beradaptasi. Jadi manfaatkan itu buat memperkuat keuanganmu, bukan sekadar untuk konsumsi.
Dengan strategi yang tepat, kamu bisa tetap menikmati hidup kekinian sambil membangun masa depan finansial yang solid.
 
            
